BELAJAR DARI APA YANG SUDAH DILAKUKAN MAKA KITA AKAN SEMAKIN BERPENGALAMAN

Sunday, 6 October 2013

SILAT PARA PENJAGA

sebuah kampung di pedalaman sumatera barat yang di huni oleh suku minangkabau  banyak cerita dan hikayat bahkan legenda tentang kemajuan peradapan masa depan agar meransang keingin tahuan anak di ciptakan sendiri oleh orang tua disana untuk anak yang akan tumbuh jadi pemimpin yang tangguh dan tak kalah oleh zaman dan norma masyarkat.

Tapi tetap hukum adalah hukum norma adalah norma tak boleh di langgar atau di cela kalau ingin tetap bertahan dan dipandang sebagai sesama. “ada basandi syarak, syarak basandi kitabullah” adalah hukum sakral  yang jika dilanggar tak hanya jadi musuh orang  lain bahkan orang tua dan keluarga akan membenci dan mengusir sendiri

Satitiak bak ayia
Sadanciang bak basi
Adalah sumber kekuatan yang tak boleh di tinggalkan generasi kampung
Gontong royong dan seling menolong benar benar jadi budaya itulah minangkabau tempat lahirnya tokoh bangsa dan tempat terbentuknya kepribadian memimpin beberapa tokok bangsa Indonesia. Untuk menjadi yang terbaik seperti jadi perintah alam dan menjadi yang terkuat seperti diharuskan keramaian.

Aku rahmat kusasi orang yang sangat senang mendengarkan kisah kisah luar biasa dari orang orang tua yang ada di kampung ku itu minangkabau tempat lahirnya para perkasa pemikir yang luar biasa Sepulang dari sekolah SD biasanya aku bertugas mengambil air dari sumur untuk di masak oleh saudara perempuan ku dan setelah itu mencari rumput untuk sapi satu satunya milik keluarga ku. Setelah semua selesai aku akan datang kerumah kakek suami dari saudari nenek ku tercinta.

Beliau sudah tua sekali namun untuk bercerita dia seperti benar benar menjadi kerakter dari cerita yang dia sampaikan pada ku. Sore setelah aku mencari rumput untuk sapi aku duduk berdua dengan kakek di halaman rumah dengan dua kursi yang saling berhadapan. Seperti biasa dia mengawal pertamuan kami dengan nasehat bahwa anak muda harus tangguh dan tak boleh mudah kalah.

Batuah itu nama beliau yang ku tahu. Orang orang bilang beliau bekas TNI di masa perebutan kemerdekaan Indonesia dulunya, aku percaya kerena bekas bekas tubuk kekar dan padangan tajam yang tak terkalahkan benar benar terlihat dimata tua yang beliau miliki sekarang.

Dia mulai bercerita.  Tapi kali ini caritanya adalah tetang sebuah suku yang menganggap mereka sebagai keturunan harimau yang di juluki raja hutan di sumatera. Dengan sebuah tarikan nafas yang panjang dari kakek makan mulailah sebuah perjalanan kita untuk melihat masalalu seorang gagah berani dulu kala.

“ kau tahu mat dulu di sebuah kampung yang jauh sekali disana jauh sekali, ada kampung yang sangat menakutkan. di tengah tengah kampung mereka ada patung harimau bersar dan sangat kuat seperti siap menerkam orang orang yang berniat mengacau kesana. Saat itu aku masih berumur 12 tahun karena kekurangan makan di rumah aku mencoba beburu di hutan untuk menangkap kijang atau rusa. Tapi karena terlalu senang Manahan jebakan untuk buruan ku, aku lupa kalau hari sudah sudah sore dan mulai gelap, takut kemalaman aku langsung pulang tampa memikirkan perangkap ku bisa menangkap rusa atau kijang lagi. Entah sudah berapa sungai yang kulewati tadi waktu berburu aku sudah lupa sedangkan aku terus berjalan sambil mengingat itu. Lama kelamaan aku sudah mulai melihat cahaya lentera di sebuah kampung aku kira aku sudah sampai disini di tanah yang kau injak sekarang mat. Ternyata aku salah, aku sudah terlalu jauh masuk hutan aku sudah terlalu dekat dengan kampung yang selalu di takuti orang orang di kampung, bahkan kau tahu mat orang orang di kampung kita sebenarnya belum pernah bisa menemukan kampung yang mereka takuti karena tak berani mencari. Kau bayangkan itu mat begitu mengerikan kampung itu.

Aku mulai terpukau dan tertarik untuk melanjutkan mendengarkan cerita kakek

Sedangkan kakek mulai termenung dan membayangkan masa lalu yang sangat luar biasa
Carita pun berlanjut
Saat aku mulai takut dan membayangkan cerita dari orang  tua tuaku dulu. Aku semakin tak berani untuk meneruskan langkah ku yang mulai bergetar entah kenapa. Kau tahu mat aku benar benar tak bisa bicara jangankan bicara gemetar sedikit saja aku tak berani, benar benar kaku mat benar benar kaku
Kakek terlihat memandang ke langit mungkin dia sedang membayangkan apa yang dia lalui waktu itu
Mat kau tahu apa yang terjadi mat saat aku membalikkan badan inyiak ternyata sudah berada tepat di depan mata ku mat. Yang ku pikirkan waktu itu adalah kematian dan kenapa harus semuda ini. Setelah berbalik ku lihat inyiah mulai mendekat dan mengaung sekarasnya bahkan seperti akan membuat gendang telingaku akan pecah dah mengeluarkan darah.  Ternyata benar telingaku berdarah dan terus mengalir tapi yang anehnya kenapa kenapa harimau besar itu tak menerkam aku juga mat. Mat tak sempat aku menjawab dengan otak ku sendiri aku sudah pingsan dan tak tahu lagi entah apa yang terjadi.
Pagi itu kau dapati aku sedang tertidur pulas dengan kepala sedikit pusing di sebuah kamar yang aku tak tahu entah dimana. Tapi bukan itu yang kau pikirkan, yang terpikir adalah apakah aku sudah mati dan ini adalah surga atau neraka karena tak mungkin kau akan membiarkan daging enak yang boleh kau makan terbuang begitu saja kan.

kakek sambil tersenyum dan melihat ku sedikit lebih dalam dari sebelumnya

aku keluar dan yang ku temukan adalah anak anak sebaya ku yang sedang belajar silat di halaman rumah tak lama kemudian ada gadis cantik mungkin seumuran dengan kakekmu ini saat itu mat membawakan sacangkir air putih dan ramuan obat obatan untuk mengembalikan kekuatan tubuh.
Tak lama kemudian muncul sesosok orang tua berbaju putih dan janggutnya sangat panjang mat ya mungkin sama panjang dengan janggut ku yang kau lihat sekarang hahahahha
Kakek tertawa dan terlihat menerawang  lagi kemasa lalunya
Dia mendekat kearah ku mat kau tahu apa yang ku lakukan kau juga sudah siap untuk berkelahi mat. Walau masih kecil waktu itu aku bukan lah tandingan orang dewa yang hanya bisa mengandalkan kekuatan saja
Karena eyang mu dulu bukan lah orang yang sembarangan dia adalah alim ulama dan sekaligus niniak mamak di tanah minang ini.


Nanti kita lanjutkan lagi ya ………
Meski belum bisa dapat intinya tapi sekarang saya lagi sibuk hehehe jadi nanti ya kita lanjutkan lagi


1 comment:

  1. kok ke uni ngak diceritakan yah.... ndak adil2 ndak adil, lebaran besok pulang uni tagih2.... lanjutkan penasaran kalau ndak dilanjutkan ceritanya pas pulang nanti biar cari tua ka bak gaek ce lah. lai masih ingek alau tu,,,
    atau ini hayalan belaka??
    keren lanjutkan, tapi,,,hurufnyo tingga2 banyak kata2 yang mubaziar, biar jadi editormu sekalian aku yah

    ReplyDelete