sebuah kampung di pedalaman
sumatera barat yang di huni oleh suku minangkabau banyak cerita dan hikayat bahkan legenda
tentang kemajuan peradapan masa depan agar meransang keingin tahuan anak di
ciptakan sendiri oleh orang tua disana untuk anak yang akan tumbuh jadi
pemimpin yang tangguh dan tak kalah oleh zaman dan norma masyarkat.
Tapi tetap hukum adalah hukum
norma adalah norma tak boleh di langgar atau di cela kalau ingin tetap bertahan
dan dipandang sebagai sesama. “ada basandi syarak, syarak basandi kitabullah”
adalah hukum sakral yang jika dilanggar
tak hanya jadi musuh orang lain bahkan
orang tua dan keluarga akan membenci dan mengusir sendiri
Satitiak bak ayia
Sadanciang bak basi
Adalah sumber kekuatan yang tak boleh di tinggalkan generasi
kampung
Gontong royong dan seling
menolong benar benar jadi budaya itulah minangkabau tempat lahirnya tokoh
bangsa dan tempat terbentuknya kepribadian memimpin beberapa tokok bangsa Indonesia. Untuk menjadi yang terbaik
seperti jadi perintah alam dan menjadi yang terkuat seperti diharuskan keramaian.
Aku rahmat kusasi orang yang
sangat senang mendengarkan kisah kisah luar biasa dari orang orang tua yang ada
di kampung ku itu minangkabau tempat lahirnya para perkasa pemikir yang luar
biasa Sepulang dari sekolah SD biasanya
aku bertugas mengambil air dari sumur untuk di masak oleh saudara perempuan ku
dan setelah itu mencari rumput untuk sapi satu satunya milik keluarga ku. Setelah
semua selesai aku akan datang kerumah kakek suami dari saudari nenek ku
tercinta.
Beliau sudah tua sekali namun
untuk bercerita dia seperti benar benar menjadi kerakter dari cerita yang dia
sampaikan pada ku. Sore setelah aku mencari rumput untuk sapi aku duduk berdua
dengan kakek di halaman rumah dengan dua kursi yang saling berhadapan. Seperti biasa
dia mengawal pertamuan kami dengan nasehat bahwa anak muda harus tangguh dan
tak boleh mudah kalah.
Batuah itu nama beliau yang ku
tahu. Orang orang bilang beliau bekas TNI di masa perebutan kemerdekaan Indonesia
dulunya, aku percaya kerena bekas bekas tubuk kekar dan padangan tajam yang tak
terkalahkan benar benar terlihat dimata tua yang beliau miliki sekarang.
Dia mulai bercerita. Tapi kali ini caritanya adalah tetang sebuah
suku yang menganggap mereka sebagai keturunan harimau yang di juluki raja hutan
di sumatera. Dengan sebuah tarikan nafas yang panjang dari kakek makan mulailah
sebuah perjalanan kita untuk melihat masalalu seorang gagah berani dulu kala.
“ kau tahu mat dulu di sebuah
kampung yang jauh sekali disana jauh sekali, ada kampung yang sangat menakutkan.
di tengah tengah kampung mereka ada patung harimau bersar dan sangat kuat
seperti siap menerkam orang orang yang berniat mengacau kesana. Saat itu aku
masih berumur 12 tahun karena kekurangan makan di rumah aku mencoba beburu di
hutan untuk menangkap kijang atau rusa. Tapi karena terlalu senang Manahan jebakan
untuk buruan ku, aku lupa kalau hari sudah sudah sore dan mulai gelap, takut
kemalaman aku langsung pulang tampa memikirkan perangkap ku bisa menangkap rusa
atau kijang lagi. Entah sudah berapa sungai yang kulewati tadi waktu berburu
aku sudah lupa sedangkan aku terus berjalan sambil mengingat itu. Lama kelamaan
aku sudah mulai melihat cahaya lentera di sebuah kampung aku kira aku sudah
sampai disini di tanah yang kau injak sekarang mat. Ternyata aku salah, aku sudah
terlalu jauh masuk hutan aku sudah terlalu dekat dengan kampung yang selalu di takuti
orang orang di kampung, bahkan kau tahu mat orang orang di kampung kita
sebenarnya belum pernah bisa menemukan kampung yang mereka takuti karena tak
berani mencari. Kau bayangkan itu mat begitu mengerikan kampung itu.
Aku mulai terpukau dan tertarik untuk melanjutkan
mendengarkan cerita kakek
Sedangkan kakek mulai termenung dan membayangkan masa lalu
yang sangat luar biasa
Carita pun berlanjut
Saat aku mulai takut dan
membayangkan cerita dari orang tua tuaku
dulu. Aku semakin tak berani untuk meneruskan langkah ku yang mulai bergetar
entah kenapa. Kau tahu mat aku benar benar tak bisa bicara jangankan bicara gemetar sedikit saja aku tak berani, benar benar kaku mat benar benar kaku
Kakek terlihat memandang ke langit mungkin dia sedang
membayangkan apa yang dia lalui waktu itu
Mat kau tahu apa yang terjadi mat
saat aku membalikkan badan inyiak ternyata sudah berada tepat di depan mata ku
mat. Yang ku pikirkan waktu itu adalah kematian dan kenapa harus semuda ini. Setelah
berbalik ku lihat inyiah mulai mendekat dan mengaung sekarasnya bahkan seperti
akan membuat gendang telingaku akan pecah dah mengeluarkan darah. Ternyata benar telingaku berdarah dan terus
mengalir tapi yang anehnya kenapa kenapa harimau besar itu tak menerkam aku
juga mat. Mat tak sempat aku menjawab dengan otak ku sendiri aku sudah pingsan
dan tak tahu lagi entah apa yang terjadi.
Pagi itu kau dapati aku sedang tertidur pulas dengan kepala
sedikit pusing di sebuah kamar yang aku tak tahu entah dimana. Tapi bukan itu
yang kau pikirkan, yang terpikir adalah apakah aku sudah mati dan ini adalah surga
atau neraka karena tak mungkin kau akan membiarkan daging enak yang boleh kau
makan terbuang begitu saja kan.
kakek sambil tersenyum dan melihat ku sedikit lebih dalam dari sebelumnya
aku keluar dan yang ku temukan adalah anak anak sebaya ku
yang sedang belajar silat di halaman rumah tak lama kemudian ada gadis cantik
mungkin seumuran dengan kakekmu ini saat itu mat membawakan sacangkir air
putih dan ramuan obat obatan untuk mengembalikan kekuatan tubuh.
Tak lama kemudian muncul sesosok orang tua berbaju putih dan
janggutnya sangat panjang mat ya mungkin sama panjang dengan janggut ku yang
kau lihat sekarang hahahahha
Kakek tertawa dan terlihat menerawang lagi kemasa lalunya
Dia mendekat kearah ku mat kau
tahu apa yang ku lakukan kau juga sudah siap untuk berkelahi mat. Walau masih kecil
waktu itu aku bukan lah tandingan orang dewa yang hanya bisa mengandalkan
kekuatan saja
Karena eyang mu dulu bukan lah orang yang sembarangan dia
adalah alim ulama dan sekaligus niniak mamak di tanah minang ini.
Nanti kita lanjutkan lagi ya ………
Meski belum bisa dapat intinya tapi sekarang saya lagi sibuk
hehehe jadi nanti ya kita lanjutkan lagi
kok ke uni ngak diceritakan yah.... ndak adil2 ndak adil, lebaran besok pulang uni tagih2.... lanjutkan penasaran kalau ndak dilanjutkan ceritanya pas pulang nanti biar cari tua ka bak gaek ce lah. lai masih ingek alau tu,,,
ReplyDeleteatau ini hayalan belaka??
keren lanjutkan, tapi,,,hurufnyo tingga2 banyak kata2 yang mubaziar, biar jadi editormu sekalian aku yah