kulit yang sedikit gelap
tubuh kurus seperti tak bertenaga tapi penuh dengan kekuatan
bicaranya tak pernah keras dah tak pernah hilang senyum pada anaknya
akhir akhir ini aku kwatir pada mu ayah ku ku dengar kau sering bersedih karena ku
ada saat aku mencaci diri ku 22 dua tahun lamanya kau menunggu aku dan masih belum selesai penantian mu
lama sudah kita tak berjumpa dan bercanda
membicarakan banyak hal tentang mimpi dan dunia
kau memang sahabat terbaik ku ayah ku
tak ada yang benar benar mengerti dalam diamnya kecuali engkau ayah ku
waktu itu saat aku libur sekolah
kita sedang mebersihkan kebun markisah di lurah dalam...
kau menawarkan pada ku 2 pilihan
" mat kau mau lanjut sekolah dan serba kekurangan atau papa belikan sapi yang banyak agar kau cepat kaya dan bisa beli motor seperti anak anak yang lain"
waktu itu mungkin itu ku anggap gurauan yang memancing senyum untuk ku
ayah sekarang aku ingat itu
sulit ternyata merai bintang saat aku rendah dan tak berdaya
mimpi rasanya aku terbang dan merangkak ke tanah orang
sekarang engkau disana
dan aku disini bercerita tentang kekasih mu dan diri mu yang luar biasa itu
pagi itu engkau marah sekali
kita baru pulang berdua dari mencari rumput untuk sapi
tapi aku bagitu nakal dan mama marah pada ku karena memakan nasi yang sebenarnya bagian mu
hahahah aku ingat itu
tapi apa yang terjadi engkau ingatkan mama kalau bagian papa sebenarnya untuk ku
engkau masih ingat saat markisah kita terbakar di lurah dalam
aku menangis dan kwatir karena takut tak makan lantaran ladang kita terbakar
saat itu juga kita berangkat berdua
sore sore waktu itu kita berjalan keladang yang ada di balik bukit di tepi hutan dan di dekat perbatasan kampung kita dengan jorong aia abu
malam kita baru sampai
tak ada penerangan
kita tak membawa senter dan apa pun untuk menerangi jalan kita
aku berjalan di belakang mu dan waktu sudah dekat ladang engkau menyuruhku jalan di depan
tiba tiba kita terperanjat dan kaget luar biasa
harimau menunggu kita di ujung jembatan kayu yang kau buat
kau kedepan dan kau siapkan kuda kuda
aku bersembunyi di balik tubuh mu
engkau memang hebat ayah ku
bahkan raja hutan tak berani menantang langkah mu
setelah kita lihat ladang dan pulang
dekat sawah aku jatuh dan berguling guling di tanah yang agak sedikit terjal
aku benar benar ingat kau panik sekali
di tengah tengah kegelapan itu
engkau panggil panggil nama ku
dan ku sahut
aku pulang tak lagi memijak tanah
engkau ambil tubuhku yang dulu masih kecil dan engkau jolang aku sampai kerumah
ayah ku sahabat ku terbaik
andai saja engkau bisa membaca
atau andai saja ada orang yang dengan senang hati membacakan ini untuk mu ayah ku
mungkin akan bisa mengobat sedikit kerinduan pada sahabat kecil mu yang tengah berjuang di rantau orang