malam kepanjangan dan
otak rembulan menyiratkan kebingungan
seperti suatu siang yang jadi malam
bulan kepanasan dan keringat kertas
dari pena kuyup menyertainya
dua sejoli
tubuh jiwa satu hati
tak terputus dari cumbu abadi
namun, tetap saja
dalam seribu cumbu pun
kata-kata tak pernah terangkai bersatu
meski kita masuki seribu jurang tak berwatas
dan
selami palung-palung tak berarah
mungkin juga
tak kan pernah bersua
dan tetap saja tubuh jiwa
dalam cinta basah busa kehilangan artinya
biar sejuta peluh yang menitis
tak berharga dihadapan sang waktu
dan
pena-pena gemetaran tangannya
kehilangan ujung pangkalnya
maka, malam setengah pagi
dan
tubuh jiwa tak perlu lagi bersedekap cinta
pula
bulan telah dinina bobo'i dewi-dewi
kembali malam menggandeng sang waktu
dalam suatu perjalanan menuju merah
yang
menyisakan sebuah puisi di tong sampah
0 comments:
Post a Comment