BELAJAR DARI APA YANG SUDAH DILAKUKAN MAKA KITA AKAN SEMAKIN BERPENGALAMAN

Saturday, 13 April 2013

SAJAK HARAPAN BANGSA

ditulis oleh : Harry Adi Suwondo
 
Masa tandus yang lama tak terhujani
Menyisakan debu terinjak kaki
Beribu sejarah tertoreh tak terhitung lagi
Tak terdokumentasi di koran, buku atau fotografi
Teronggok sepi di bilik kecil
Tersimpan kusam di balik tangisan
 Tahukah kau?
Dulu…..
Lelehan keringat, darah dan air mata berjatuhan
Keegoisan individu dipertaruhkan
Semangat membara untuk kebebasan semua!
Tak peduli siapa kau
 Tak peduli apa baju kau!
Asal merah putih terpancangkan
Tahukah kau?
Kini….
Kibaran kain dua warna tertancap sekenanya
Bertiang kusam bersahabat rengat
Tapi…. bukankah baru berkibar
 Bukankah baru berikrar?
Semua kepala beropini
Bergerak, memeras otak untuk ….
Entahlah….. demokrasi atau democrazy
Masalah kian kompleks
Alampun ikut protes
Tsunami, gempa, banjir lumpur luar biasa
Penyakit hewan bermutasi pada manusia
Busung lapar merambah bayi tak berdosa
Hutang melilit tak terhitung rupiahnya
Adegan akhir – akhir ini sungguh luar biasa
Bukan lagi baku hantam antar kampung
Bukan pula antar pelajar atau preman
Tapi saudara kita yang terhormat dan berdasi
Sepatu mengkilat dan berjas rapi
Bertitel panjang depan serta belakang
Sebut saja oknum yang mana,
Jaringan mafia, koruptor, atau
penegak hukum itu sendiri
Bukankah pelajaran PPkn diajarkan?
Saat kita masih lugu dan ingusan
Bukankah Pancasila dihafal di luar kepala?
Bab Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan bahkan Keadilan
Lupakah kita?
Ataukah sebatas memori masa kecil saja
 Apapun yang telah terjadi
Negeri ini masih tertatih bertahan
Karena kasih sayang Tuhan
Yang mendengar doa rakyat jelata
Para petani yang ke sawah di pagi buta
Fakir miskin di gubug sederhana
Manula yang hampir tutup usia
Pembantu yang tak tersebut nama
Pedagang asongan pinggir jalan raya
Bayi menangis lapar mencari ibunya
Anak sekolah yang tak terbayar SPP’nya
Guru tidak tetap yang terus setia
Tukang sampah yang giat bekerja
Tukang parkir dengan senyum sederhana
Begitu pula….
Doa para pejabat yang masih suci
Penguasa yang tak mau dinodai
Penegak hukum yang tak sudi untuk dilobi
Konglomerat yang masih berhati
Atasan yang masih memiliki nurani
Masih adakah harapan untuk bangsa ini?
Masih….
Suatu saat nanti .

0 comments:

Post a Comment