BELAJAR DARI APA YANG SUDAH DILAKUKAN MAKA KITA AKAN SEMAKIN BERPENGALAMAN

BERAWAL DARI MIMPI BUKAN DARI ILUSI

tidak akan ada keberhasilan tanpa bekerja dan bekerja tanpa ilmu juga akan sia sia maka teruslah kejar mimpi agar hidup lebih bermakna tapi jangan berlari tak menentu agar tidak ada yang perlu di ulang lagi.

TERSENYUM UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN

kuat itu bukan hanya masalah tenaga, kuat itu bukan hanya masalah siapa yang kita lawan, kuat itu adalah masalah selama apa kita mampu bertahan

PAHLAWAN AKAN TETAP ADA MESKI KITA TAK MENGHIRAUKAN MEREKA

kepedulian bukan masalah apa yang sudah kita berikan, kepedulian itu masalah hati yang terus terikat dan tak akan mampu manusia melepasnya

BERKARYA DAN BERGERAK IBARAT KAKI DENGAN TANGAN

apa yang dia tahu tentang bergerak jika dia tidak pernah berjalan dan berkeliling melihat rakyatnya yang sedang kelaparan

SAYA ADALAH SAYA

bukan dia bukan mereka juga bukan anda karena saya adalah saya

Friday 29 March 2013

 ditulis oleh :  Sandro Ariffandi 
mahasiswa univesitas mulawarman
aku...
terhanyut dalam hembusan angin
kelopak mata,mekar dan menguncup
menghitamkan sorot cahaya
yang kan hendak menghampiri.

tetes-menetes...
deru hujan menusuk tulang rusuk
seakan-akan lumpuh
dan tak berdaya
seketika ingin mati saja...

sayup-sayup pohon bergoyang...
sorot lampu berkelip-kelip
seketika menerpa langit-langit

perlahan....
raga ini...
jiwa ini...
seakan terbius...
dan terbuai...
melihat sang bidadari...
masuk ke alam mimpi....

Ribuan kata untuk mu Waktu

 ditulis oleh : Rahmat Kusasi Caniago
 
Seribu ungkapan untuk engkau waktu
Kau selalu berjalan tanpa ragu
Tak pernah melihat kebelakang
Mata mu lurus kedepan

Wahai engkau sang waktu
Tak mau kah engkau berhenti sejenak untuk menunggu
Untuk ku teman mu yang berlari untuk maju
Mengejar dan melaju bersama mu

Wahai engkau sang waktu
Tak mau kah engkau mengingat tantang kita dulu
Tentang cerita dan kisah saat kita bercumbu

Engkau sang waktu
Tak pernah ragu
Engkau sang waktu
Yang tak pernah menunggu

aku rindu sungguh rindu

cinta

 ditulis oleh : Rahmat Kusasi Caniago
 
Tahukah engkau rasanya dilukai
Ibarat aku yang hidup kemudian kau buka paksa kulit yang ku punya
Kau tahu tentang apa yang ku rasa
Saat kau bilang semua itu kulakukan karena terpaksa

Mungkin lingkaran yang kau punya masih utuh
Tapi bulatan ku sudah habis kau ambil paksa
Raut wajah ku kenapa kau hancurkan dia
Senyum ku kenapa kau harus siksa dia

Aku bukan pengelana cinta
Aku bukan juga pujangga sang pengarang kata
Kau bukan malaikat yang mencatat aku sedang mengapa
Tapi kau dan aku hanya seorang hamba

Ooohhh
Indahnya terasa jika hidup penuh cinta
Ingin rasanya aku nikmati rasanya surga
Kemana akan ku dapatkan hal itu penuh dengan cinta

Tapi kau buat itu seakan tak mungkin aku rasa
karena cinta ku sudah kau renggut
kau hancurkan
dan kau bawa pada pujangga cinta yang hanya mungkin bisa bermain kata bukan cinta

~Pekik tak tambat~

 ditulis oleh : BayuCahyadi PutraKasela ArmadaRadjaku
 
Di senja pekat nan menusuk
Di atas pantai nan kian berderu
Di bawah kemuning kering keronta
Adakah engkau

Semilir alunan silam usik telapak
Melenyapkan goresan yg dulu terpatri
Di lini rona nan geriap merintih
Adakah engkau

Ku seruakan langit legam
Ku laraikan khatulistiwa dan buana
Ku gaibkan bayang lepasku
Adakah engkau

Ku rantaikan syair berjuta
Ku tapak kan garis telapak ku beriring
Indah sukma puspa tanpa jingga
Adalah engkau

Lantunan kidung surga menikam kalbu
Ku sandingi sepi jelmakan pekik
Kemarau mencekam berbinar
Adalah engkau

Luruh kan mimpi yg tlah genap
Biduk ku telah sarat akan harap
Di padang ilalang nan tandus
Ku pekik kan nama mu
 ditulis oleh : Iqbal Cikal
 krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...krik...

suara jangkrik ngerik trdengar dikala sepi mnjerit...
suara jangkrik ngerik perlahan buyarkan lamunan...
suara jangkrik ngerik mengingatkanku pada masa lalu...
suara jangkrik ngerik mengajak kita tuk bernyanyai...
suara jangkrik ngerik akan tetap begitu sampai luka terobati...
 ditulis oleh : Payjow Pyrankha DipadangPasir
Andai aku berjalan, akankah kau berlari?
Andai aku berhenti, akankah kau menghampiri?
Andai kukatakan engkaulah yang kusayang,
akankah kau percayai padaku?

Andai kupinta kau tuk tetap di sini, akankah kau
tunjukkanku caranya?
Beritahu aku apa yang harus kukatakan agar kau
tak tinggalkan aku.

Seluruh dunia menyusulmu
Saat kau berlari mengejar mimpimu

Kinilah waktu bagi kita tuk bergerak
Karena kita saling meminta tuk berubah
Dan mungkin aku tak siap
Tapi kan kucoba tuk dapatkan cintamu

Aku tak bisa terus sembunyi
Aku kan mencoba dapatkan cintamu

Andai kunyanyikan lagu untukmu, akankah kau
ikut bernyanyi bersamaku?
Atau menunggu hingga aku pergi, oh betapa
kita saling tarik ulur

Andai kuberi kau hatiku, akankah kau mainkan
peranmu?
Atau beritahu aku inilah mula dari sesuatu yang
indah

Apakah aku menyusulmu?

Saat kau berlari mengejar impianmu
Kinilah saat bagi kita tuk hadapi kenyataan
Karena kita saling mendatangi tuk berubah
Dan mungkin aku tak siap

SEBUAH PUISI DI TONG SAMPAH

Bayang-bayang mengisi sebuah hati yang
kosong

Saat cinta memudar

Dari segala yang
Tak kita ucapkan

Bisakah kita melihat lampaui gemintang

Dan bertahan hingga fajar?

Ubahlah warna-warni langit

Dan terbukalah

Caramu membuatku merasa hidup

Caraku mencintaimu

Untuk segala yang tak pernah padam

Untuk bertahan lewati malam

Cinta akan temukanmu

Bagaimana jika sekarang?

Bagaimana jika hari ini?

Bagaimana jika kau jadikanku sebagaimana
takdirku?

Bagaimana jika cinta kita tak pernah pergi?

Bagaimana jika cinta itu hilang di balik kata-kata
yang tak pernah bisa kita temukan?

Kasih, sebelum semuanya terlambat

Bagaimana jika sekarang?

Mentari terbit di matamu

Tuk awali hari baru

Hati yang terluka ini masih bisa bertahan

Dengan sentuhan keanggunanmu

Bayang-bayang pudar menjadi cahaya

Aku di sisimu

Dimana cinta akan temukan dirimu

Karena kini kita di sini

Karena kita sudah sejauh ini

Bertahanlah

Tak ada yang perlu ditakutkan

Karena aku di sisimu

Seumur hidupku

Aku milikmu

Bagaimana jika sekarang?

Bagaimana jika hari ini?

Bagaimana jika kau jadikanku sebagaimana
takdirku?

Bagaimana jika cinta kita tak pernah pergi?

Bagaimana jika cinta itu hilang di balik kata-kata
yang tak pernah bisa kita temukan?
 
karangaan : alditya khazam
mahasiswa fakultas ekonomi universitas mulawarman

sembilu

  karangan : Raditya Putra Alangka 
mahasiswa fakultas ekonomi fakultas mulawarman
Senja ini akan ku titipkan pesan rindu untukmu.
Maafkanlah...
Jika pergiku menusuk hatimu.
Dan membiarkan senja kita berlalu.
Tanpaku di sisimu.

Ku titip pesan pada sang bayu.
Diantara desirnya...
Kau kan mampu mendengarnya.
Bisikan lirihku...
Betapa aku mencintaimu.

Semua masih sama...
Tiada beda.
Hati ini masih menyala...
mengharap kasihmu.
tetap bartahta di dalam jiwa.

Semoga...
Senja ini kita dapat bersama.
Bersama di antara desir angin dan bayu.
Dan kau masih tetap setia menungguku.

Aku ingin saat ku datang.
Tatap matamu masih berpendar kebahagiaan.
Aku ingin saat ku datang.
Senyumanmu masih menyambutku.
Bukan tangisan kepedihan
Ataupun renta kesakitan.

SEBUAH PUISI DI TONG SAMPAH

malam kepanjangan dan
otak rembulan menyiratkan kebingungan
seperti suatu siang yang jadi malam
bulan kepanasan dan keringat kertas
dari pena kuyup menyertainya

dua sejoli
tubuh jiwa satu hati
tak terputus dari cumbu abadi
namun, tetap saja
dalam seribu cumbu pun
kata-kata tak pernah terangkai bersatu

meski kita masuki seribu jurang tak berwatas
dan
selami palung-palung tak berarah
mungkin juga
tak kan pernah bersua

dan tetap saja tubuh jiwa
dalam cinta basah busa kehilangan artinya
biar sejuta peluh yang menitis
tak berharga dihadapan sang waktu
dan
pena-pena gemetaran tangannya
kehilangan ujung pangkalnya

maka, malam setengah pagi
dan
tubuh jiwa tak perlu lagi bersedekap cinta
pula
bulan telah dinina bobo'i dewi-dewi

kembali malam menggandeng sang waktu
dalam suatu perjalanan menuju merah
yang
menyisakan sebuah puisi di tong sampah