BELAJAR DARI APA YANG SUDAH DILAKUKAN MAKA KITA AKAN SEMAKIN BERPENGALAMAN

BERAWAL DARI MIMPI BUKAN DARI ILUSI

tidak akan ada keberhasilan tanpa bekerja dan bekerja tanpa ilmu juga akan sia sia maka teruslah kejar mimpi agar hidup lebih bermakna tapi jangan berlari tak menentu agar tidak ada yang perlu di ulang lagi.

TERSENYUM UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN

kuat itu bukan hanya masalah tenaga, kuat itu bukan hanya masalah siapa yang kita lawan, kuat itu adalah masalah selama apa kita mampu bertahan

PAHLAWAN AKAN TETAP ADA MESKI KITA TAK MENGHIRAUKAN MEREKA

kepedulian bukan masalah apa yang sudah kita berikan, kepedulian itu masalah hati yang terus terikat dan tak akan mampu manusia melepasnya

BERKARYA DAN BERGERAK IBARAT KAKI DENGAN TANGAN

apa yang dia tahu tentang bergerak jika dia tidak pernah berjalan dan berkeliling melihat rakyatnya yang sedang kelaparan

SAYA ADALAH SAYA

bukan dia bukan mereka juga bukan anda karena saya adalah saya

Tuesday 23 April 2013

Scherlee Min Ho Youngwonhi

mungkin aku bersalah
mungkin aku berdosa
mungkin ini takdirku
tuk menempuh semua

dan aku hanyalah manusia
bisa bersalah dan menyakiti
aku hanyalah manusia
tak seperti tuhan yang sempurna

ku terlalu berharap
ku terlalu meminta
ku terlalu mencoba
ku melangkahinya

Sandro Ariffandi

aku hanyalah seorang anak trotoar
hari-hariku,hanya ku abdikan do bawah lampu merah
sembari....
menunggu mobil-mobil,tuk bukakan kaca jendelanya..
senar gitar mulai petik,seraya sambil melantunkan sebuah syair lagu...

terik mentari yang menyengat...
dan sorotan-sorotan mata yang sinis melihatku dari segala arah
tlah tak lagi ku hiraukan...
dan semua itu...
tak surutkan nyaliku tuk berharap dapat sedikit recehan dari mereka
walau hati ini merasa sangat miris...
tapi,aku tak boeh menangis..
ya...
aku tak boleh menangisi hidupku ini...

ada seseorang yang membutuhkan aku...
ada seseorang yang masih menjadi tanggung jawabku...
dialah adikku,adikku satu-satunya yang paling ku sayang...
kurelakan diriku ini,tuk mengais sedikit recehan hanya untuknya..
miris lah diri ini...
karena kami hanyalah anak trotoar...
yang di telantarkan oleh dua makhluk yang biadab !!!
apalah daya kami tuk melawan....
kami hanyalah anak kecil yang menurut saja...
tapi....
semua itu sudah berlalu...
waktu telah menyeret kami sejauh ini...
yang hanya kami bisa lakukan hanyalah menatap kedepan...
dan jangan pernah lagi meneteskan air mata walau sekali.....

Sunday 14 April 2013

SEBAB AKU TAK INGIN

 ditulis oleh : Michael A, K :)
kadang
di matamu
selalu saja kulihat merah itu
yang bagai segitiga bermuda
pada kapal
pada pesawat di atasnya
mengaburkan aura cakrawala
dan menghapuskan jejak-jejak kaki langit
pada batasnya

dan
dari dasar laut
matamu menggelorakan semangat ombak
yang memberikan warna merah itu
maka,
percumalah segala jarum kompas
menentukan jalannya kapal-kapal layar
pula
gelombang hatimu terlalu tinggi untuk
diredamkan angin

tapi,
sekarang gerimis
dan sebentar lagi
hujan akan menangisi ombak
dan
badai beringsut ke pusaran matamu
namun,
jangan lagi beri aku merah itu
sebab aku tak ingin
lingkaran segitiga itu
di hatimu
by : Elditya Khazam

Saturday 13 April 2013

SAJAK HARAPAN BANGSA

ditulis oleh : Harry Adi Suwondo
 
Masa tandus yang lama tak terhujani
Menyisakan debu terinjak kaki
Beribu sejarah tertoreh tak terhitung lagi
Tak terdokumentasi di koran, buku atau fotografi
Teronggok sepi di bilik kecil
Tersimpan kusam di balik tangisan
 Tahukah kau?
Dulu…..
Lelehan keringat, darah dan air mata berjatuhan
Keegoisan individu dipertaruhkan
Semangat membara untuk kebebasan semua!
Tak peduli siapa kau
 Tak peduli apa baju kau!
Asal merah putih terpancangkan
Tahukah kau?
Kini….
Kibaran kain dua warna tertancap sekenanya
Bertiang kusam bersahabat rengat
Tapi…. bukankah baru berkibar
 Bukankah baru berikrar?
Semua kepala beropini
Bergerak, memeras otak untuk ….
Entahlah….. demokrasi atau democrazy
Masalah kian kompleks
Alampun ikut protes
Tsunami, gempa, banjir lumpur luar biasa
Penyakit hewan bermutasi pada manusia
Busung lapar merambah bayi tak berdosa
Hutang melilit tak terhitung rupiahnya
Adegan akhir – akhir ini sungguh luar biasa
Bukan lagi baku hantam antar kampung
Bukan pula antar pelajar atau preman
Tapi saudara kita yang terhormat dan berdasi
Sepatu mengkilat dan berjas rapi
Bertitel panjang depan serta belakang
Sebut saja oknum yang mana,
Jaringan mafia, koruptor, atau
penegak hukum itu sendiri
Bukankah pelajaran PPkn diajarkan?
Saat kita masih lugu dan ingusan
Bukankah Pancasila dihafal di luar kepala?
Bab Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan bahkan Keadilan
Lupakah kita?
Ataukah sebatas memori masa kecil saja
 Apapun yang telah terjadi
Negeri ini masih tertatih bertahan
Karena kasih sayang Tuhan
Yang mendengar doa rakyat jelata
Para petani yang ke sawah di pagi buta
Fakir miskin di gubug sederhana
Manula yang hampir tutup usia
Pembantu yang tak tersebut nama
Pedagang asongan pinggir jalan raya
Bayi menangis lapar mencari ibunya
Anak sekolah yang tak terbayar SPP’nya
Guru tidak tetap yang terus setia
Tukang sampah yang giat bekerja
Tukang parkir dengan senyum sederhana
Begitu pula….
Doa para pejabat yang masih suci
Penguasa yang tak mau dinodai
Penegak hukum yang tak sudi untuk dilobi
Konglomerat yang masih berhati
Atasan yang masih memiliki nurani
Masih adakah harapan untuk bangsa ini?
Masih….
Suatu saat nanti .

Friday 12 April 2013

~kamu jelek~

ditulis oleh :  JendralSatu DelapanSembilan
 
aq bosen melihat senyummu yang manis itu seakan membuatku ingin muntah , , ,
aq bosen melihat kamu bahagia itu membuatku muak dan ngk ada rasa , , ,
aq bosen melihat kamu seneng tertawa karena kamu ngk menganggap aq ada , , ,
tapi , , , ,
aq pengecut melihat kamu bersedih karena aq terlarut dalam bongkahan lukamu , , ,
aq pengecut membiarkanmu menangis karena di balik itu aq ngk berdaya melihat semuax orang terpaku pada dirimu , , ,
aq pengecut ingin membiarkan kamu sendiri karena banyak orang mengajak tuk curhat , , ,
yang aq inginkan kamu marah ma aq itu bisa karena kamu masih perhatian ma aq , , ,
andai aq seorang penyair aq ngk bakalan pernah mau ngomng ma kamu karena
banyak yang menggoda hati selain kamu , , ,
andai aq pujangga aq ngk bakalan mau berikan pujian ma kamu
karena pujian aq hanya untuk bidadri bukan untuk kamu , , ,
andai aq playboy aq ngk bakalan pernah senyum ma kamu ngomong sama kamu karena kamu jelek kamu busuk kayak tai lebih baik aq cari yang lebih cantik dari pada kamu karena aq playboy , , ,
tapi untung aq bukan siapa-siapa , , ,
aq apa adanya , , ,
aq rembes , , ,
Aq berantakan , , ,
aq jahat , , ,
bahkan berani aq mengatakan diriku jelek di depan kamu , , ,
karena hanya itulah senjata aq buat menyakinkan kamu bahwa aq sayang ma kamu , , ,

tanggal 24-4-2012

Thursday 11 April 2013

Payjow Pyrankha DipadangPasir


kapan aku akan bertemu denganmu lagi?
Kau pergi tanpa ucapkan selamat tinggal,
tanpa sepatah katapun
Tanpa kecupan terakhir 'tuk akhiri
kebersamaan

Aku tak tahu apa yang terjadi di antara kita
Aku tahu hatiku plin-plan dan tak
menyenangkan
Dan mataku tak mau diam, dan kepalaku
penuh masalah

Tapi tak ingatkan kau?
Tak ingatkah kau?
Alasanmu dulu mencintaiku

Kasih, ingatlah aku sekali lagi
Kapan terakhir kali kau memikirkanku?
Ataukah kau telah sepenuhnya
menghapusku dari ingatanmu?

Sering kuberpikir dimanakah salahku
Semakin banyak yang kulakukan, semakin sedikit yang kutahu
Namun aku tahu hatiku plin-plan dan tak
menyenangkan
Dan mataku tak mau diam, dan kepalaku penuh masalah

Kuberi kau ruang agar kau bisa bernafas
Kumenjauh agar kau bisa bebas
Dan kuberharap kau kan temukan kepingan yang hilang itu
Yang kan membawamu kembali padaku

Kapan aku akan bertemu denganmu lagi?

Payjow Pyrankha DipadangPasir


Kau bunga ditamanku
Mekar dan kian mewangi
Menghiasi diriku
Dimanapun ku berada
Dilubuk hati ini

Engkau bidadari surgaku
Kepergianku dalam berjuang
Kau antar dengan doa dan
senyuman
Kemuliaanmu yang penuh ketulusan
Pantaslah bila kuhargai dirimu
Sebagai bidadari syurgaku

Dirimu adalah ....
Anugerah tuhan untukku
Yang pasti kan kusyukuri
Dan selalu kan kujaga

Anak-anak menjadi penghibur hati
Penentram jiwa
Membuatku rindu untuk berkumpul
Di syurga nanti

Semoga Alloh kan mengabulkan
Kerinduan ini
Sehingga kita berkumpul bahagia
Selamanya ...

~Untuk Lala~

ditulis oleh : BayuCahyadi PutraKasela ArmadaRadjaku

Tersemat perih bergelora itu
Menusuk tikam selaksa ilusi
Rembulan mati mentari senyap
Tatkala kau tuang pekat di kalbu

Masa berlalu usah ku lupa
Terjang prahara kau lukis
Dalam secarik rapuh nurani
Pedih bergeming hingga kini

Ku tau hasrat dan telapak berbeda
Ku harus semburatkan citraku
Meski tlah kau redupkan
Oleh segenggam dusta

Imaji ku lumuri fakta
Fakta akan kejam nya noda cinta
Ku tatapi ranting belah mentari
Laksana candrakan isi kalbu

Tlah ku tafsir makna cinta
Di atas gumpalan putih berarak
Angin bisikkan ku bangkit
Langit bentakkan ku bangkit

Ku coba jalani apa katanya
Petuah langit serta angin
Meski kini tanpa penyangga
Namun ku bukan pemilik sangkar kecil

Rich A Destiny


langkah ini seakan beri petunjuk tuk melaju mencapai hri esok.........
tapi fikir seolah meminta tuk berhnti sja....
mulut berkat majulah.............
pi hati... tungggulah sejenak...
semua begitu berlawan.............
isyarat simpang siur ..............
tak tau mna lage yang harus didengar..
tak tau man yang harus diikuti....
lelah...........

"TERTAHAN"

ditulis oleh : Azriouqha Andallas

malam smakin larut, resah d hati tdk kunjung hlang, entah mengapa lengkingan dan lolongan makhluk gaib trus merasuk jiwa seolah2 menyemarakkan penyesalan, aku goyah dan rapuh, serasa raga ini tiada brtulang lg saat aku teringat masa2 dulu msih brsamamu.
Aku msh ingat, Saat itu kau duduk d sampingku, jemarimu yg lihai menyentuh tiap helai sinar gitar, dentingnya mengalun menyatu dngan simpöni2 indah yg kau ucpkan, kita sangat bhagia kala itu, tp sayang
ksemptn itu tdk lah lama kta rasakan,
ketaka mlam akan brgnti dngn pg, kala itu aku kluar dri tenda krna ada sesuatu yg kucari, tiba-tiba kau brteriak histeris, aku kaget mendngrnya lalu aku brgegas menemuimu, ku lhat sbuah bnda tajam tlah menancap d dadamu, skujur tubuhmu kini tlah brgelimang darah, aku minta kamu untk brtahan tp tampa ada kata slamat tinggal kau tlah brlalu meninggalkan ku, ku brteriak skuat tenaga, ku tanyakan apa ksalahan kita hngga harus menerima knyataan sepahit ini. Namun saat itu laut, pasir dan ombk hanya bsa trdiam, tada menjawb apa2.
wahai teman, smenjak saat kjadian itu, aku jd khlangan arah hdupku d selimuti penyesalan dan rasa brsalah, smua hrapan kita dulu tlah terkubur dalam. Prnah ku berniat untk cpat2 menyusulmu tp niat ku tdk dpt trselenggara.
Kamu tau tidak, saat ini aku hdup dlam jeruji besi, hingga langkah2 ku kini tlah tertahan,.

episode pertama~

ditulis oleh Jamal Lain Gemblung


heningku di balik angin 
diamku di balik embun 

candaku di dalam gelapnya malam
terhanyut dalam lamunan
membayangkan yang harusnya tak ku bayangkan
memikirkan yang tak sepantasnya ku pikirkan
pikiranku sibuk, dan aku tak tau apa yang menyibukkan pikiranku

bersambung~

~senyum sembunyi di balik ketek~



ditulis oleh Jamal Lain Gemblung dan JendralSatu DelapanSembilan


tplek tplek tplek
suara bunyi serdadu gaplek
sedang berperang merebut singgasana teronton

dewa janu tak berpihak pada sang kaum marhain
dewi fortuna juga tak berpihak pada sang presiden

wah wah ~~
pejuang refolusioner merezim kejayaan benteng negri 5 menara
bertarung hebat dengan senyum sembunyi di balik ketek

ha ha ha~~ (tertawa sombong)
tersirat tatapan jahat sang prajurit

Tuesday 2 April 2013

DI DEPAN CERMIN-MU

 penulis :  Michael A, K
 selalu saja
di depan cermin inilah
setiap rupa sibuk ditangkapi layar perak-Mu
dan entah
berapa banyakkah?
yang begitu saja lalu lalang
dalam diamnya malam

di depan cermin inilah juga
rupanya setiap jiwa harus
menjerit pada nyala api yang
tumbuh di pelita-Mu, yang
membiakkan seribu fantasi
kunang-kunang pada tembok doa

lagi,
di depan cermin inilah
setiap yang bernama
manusia
selalu saja ingin berpaling tanpa
bersua dengan gambar-Nya
dan
entah berapa banyakkah?
yang harus begitu saja pingsan
tiap kali mengkacai dirinya

di dalam cermin-Mu
Tuhan
terlalu terang
dan
di depan cermin-Mu
Tuhan
terlalu gelap
Elditya Khazam